HEADLINE
Mode Gelap
Artikel teks besar

Wujud Perhatian, Simpati dan Kepedulian, Ansy Lema Kunjungi Korban Bencana Erupsi Gunung Lewotobi di Sikka

Calon Gubernur NTT, Yohanis Fransiskus Lema saat mengunjungi pengungsi juga sempat memasak di kamp pengungsian (Foto : istimewa)

Sikka - Nusapagi.com || Calon Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) nomor urut satu Yohanis Fransiskus Lema atau yang lebih dikenal sebagai Ansy Lema mengunjungi korban erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki di kamp pengungsian di Waigete Kabupaten Sikka pada Rabu (13/11/24) malam. 

Korban erupsi di kamp pengungsian tersebut berjumlah 630 jiwa dan diperkirakan akan terus bertambah. Para korban tersebut berasal dari lima desa di Kecamatan Talibura yang merupakan wilayah terparah di Kabupaten Sikka yang terkena dampak erupsi Gunung Lewotobi. Kelima desa tersebut adalah Desa Kringa, Desa Hikong, Desa Timutawa, Desa Ojan, dan Desa Udak Dueng. 

Dalam kunjungan tersebut, Politisi PDI Perjuangan itu membawa sejumlah bantuan kemanusiaan bagi para korban. Bantuan-bantuan tersebut terdiri dari sembako, peralatan mandi, peralatan khusus bayi dan perempuan, tempat penampungan air seperti ember dan gayung, masker, dan lain sebagainya. 

"Jadi kami sudah berusaha untuk cari tahu bahwa penampungan air di sini susah. Karena itu, kami bawa ember dan gayung. Selain itu ada bantuan lainnya seperti sembako, peralatan khusus bayi dan perempuan, dan masih banyak lagi. Ini adalah wujud perhatian, simpati dan kepedulian kami," ujar Alumni Pascasarjana Universitas Indonesia (UI) itu. 

Dalam aksi kemanusiaannya itu, Mantan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI tersebut mendatangi setiap tenda pengungsian yang ada untuk menyapa, memberikan penguatan, dan mendengar secara langsung kebutuhan apa saja yang saat ini masih sangat dibutuhkan oleh para korban. 

Kepada para korban erupsi, pria berdarah Ende-Belu itu mengungkapkan rasa empati yang mendalam. Dirinya menyampaikan bahwa saat ini sebagai manusia yang beriman, hal yang dapat dilakukan adalah memanjatkan doa kepada Tuhan Yang Maha Kuasa agar senantiasa mendapatkan perlindungan dan musibah ini dapat cepat berlalu. 

Pria kelahiran Kota Kupang itu menceritakan pengalaman serupa yang pernah dialaminya kala bencana alam gempa bumi dan tsunami yang menimpa Flores pada tahun 1992. Karena itu, dirinya dapat mengalami perasaan senasib dan sepenanggungan terhadap para korban bencana erupsi gunung Lewotobi. 

"Kita berdoa biar Tuhan yang atur, Tuhan gerakkan hati banyak orang untuk bantu. Saya yakin pasti akan ada banyak orang yang bantu. Saya dulu juga pernah merasakan ini waktu gempa dan tsunami tahun 1992. Waktu itu saya tidur hanya beratapkan langit," jelasnya. 

Sementara itu, Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setda Sikka Konstantia Arankoja dan Kepala Dinas Sosial Kabupaten Sikka Rudolfus Ali menyambut baik kedatangan dan bantuan kemanusiaan yang diberikan oleh satu-satunya Calon Gubernur NTT yang berpasangan dengan perempuan tersebut. 

Konstantia Arankoja menjelaskan bantuan yang sangat dibutuhkan saat ini adalah alat penampung air. Dirinya menyampaikan rasa terima kasih atas sejumlah bantuan yang diberikan oleh Ansy Lema. 

"Terima kasih Pak Ansy. Kami memang sangat membutuhkan tempat penampung air seperti ember dan gayung ini. Ini memang terlihat sederhana namun sangat dibutuhkan," terang Konstantia Arankoja. 

Selanjutnya, ia mengungkapkan bahwa saat ini pihaknya masih menunggu kedatangan dari para korban lainnya yang juga berasal dari Kecamatan Talibura. Saat ini, korban yang terdata berjumlah 630 jiwa dari perkiraan jumlah korban sebesar 5000-an jiwa. 

Dirinya membeberkan bahwa selain Kecamatan Talibura terdapat juga kecamatan-kecamatan lain di Sikka yang turut terkena dampak erupsi gunung Lewotobi, seperti Kecamatan Waiblama, Kecamatan Doreng, dan Kecamatan Mapitara. 

Lebih lanjut, dirinya menerangkan bahwa di kamp pengungsian ini para korban didata secara kategorial menurut jenis kelamin, usia, kebutuhan khusus dan sebagainya. Pengkategorian korban bencana itu agar bantuan yang diberikan oleh pihaknya betul-betul memenuhi kebutuhan yang dibutuhkan oleh para korban. 

"Kategorial kita di sini ada lansia, ada bayi, anak-anak, laki-laki dan perempuan, ibu hamil, ibu menyusui, serta orang dengan kebutuhan khusus. Semuanya kami kategorikan agar bantuan dan perawatan yang diberikan sesuai dengan kebutuhan masing-masing," pungkasnya.***(NP/Efrid Bata)

Posting Komentar
Tutup Iklan