Di Lapangan Pancasila Ende, Elen dan Asep Berbisnis Sambil Edukasi Anak
April 12, 2023
Seorang anak sedang mewarnai gambar yang disiapkan Elen dan Asep. |
Ende - Nusapagi.com || Ruang kosong antara Lapangan Pancasila dan Kantor Camat Ende Utara dua tahun terakhir telah menjadi tempat usaha baru bagi para pelaku Usaha Kecil Menengah (UKM). Tempat ini juga telah menjadi tongkrongan baru warga Kota Ende pada malam hari.
Di ruang seluas 50 meter itu para pelaku UKM yang sebelumnya menempati Jalan Soekarno mengais hidup. Ada aneka makanan, cemilan dan permainan anak ada di tempat ini.
Di tengah aneka pajangan itu ada satu tempat yang berbeda. Di tempat itu disiapkan gabus (styrofoam) bagi anak - anak untuk mewarnai. Gabus -gabus berukuran kecil itu sudah dibuat sketsa gambar dan akan diwarnai oleh anak - anak. Ini adalah bisnis bagi pemiliknya tetapi juga di sisi lain menjadi wadah untuk mengedukasi anak -anak.
Bisnis kecil ini digeluti oleh Elen Lasi dan suaminya, Asep. Keduanya melihat peluang ini jadi usaha atau bisnis baru di Kota Ende yang sangat diminati anak - anak.
Rabu (12/4/2023) malam, Nusapagi.com dan krew I Love Ende nongkrong di tempat tersebut. Saat itu Elen yang dibantu oleh adiknya terlihat cukup sibuk melayani anak- anak yang datang.
Meskipun sibuk dengan urusan bisnisnya, Elen masih menyempatkan waktu menjawab rasa penasaran Nusapagi.com. Dengan nada sedikit malu ia mulai cerita tentang awal mulai usaha ini dan mengapa memilih usaha ini untuk bertahan hidup di Ende.
Elen Lasi mengatakan usaha ini mulai dirintis sejak dua tahun lalu. Selain bisnis ini Elen dan Asep juga berjualan gula arum manis dan mainan anak - anak.
Di tempat yang berukuran kecil dan berhimpitan dengan pedagang lainnya itu, Elen dan Asep menyiapkan lukisan gabus (styrofoam) dan pewarna untuk anak - anak. Lukisan tersebut akan dipilih dan diwarnai oleh anak - anak.
Setelah melukis anak - anak bisa membawa pulang hasilnya tetapi harus membayar gabus itu dengan harga Rp 20.000. Selain membawa pulang lukisan itu anak - anak juga akan mendapatkan bonus satu bungkus gula arum manis. Gabus tersebut dipesan dari Jawa maka ia dan suami mematok harga seperti itu.
" Setelah gambar anak - anak bisa bawa pulang. Orangtuanya cukup bayar dengan harga dua puluh ribu. Kita akan kasi bonus atau hadiah tambahan satu bungkus gula arum manis," katanya.
Elen mengatakan bahwa awalnya hanya sekadar berjualan untuk memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga. Namun dalam perjalanan diminati anak - anak maka mereka tetap melanjutkan usaha ini. Dari usaha ini Elen dan Asep bisa bawa pulang dua ratus ribu rupiah permalam.
" Ini ide dari suami dan awalnya hanya minat jualan saja tetapi lama kelamaan banyak diminati maka kami tetap bertahan," katanya.
Ia juga mengakui beberapa orang tua yang menemani anak menyampaikan bahwa usaha ini sangat baik karena bisa membantu melatih anak - anak untuk mewarnai gambar.* (NP/Redaksi).